Museum Geopark Batur Menambah Wawasan Mengenai Sejarah Terbentuknya Planet Bumi, Alam Semesta, dan Gunung Batur

Gedung Museum Geopark Batur (Sumber : Pribadi, Ryan Valentino Ronald Tee)

SALAH satu objek wisata museum yang memadukan unsur terciptanya alam semesta, bumi, beserta isinya terdapat di Jalan Raya Penelokan, Kintamani, Bangli adalah Museum Geopark Batur. Museum Geopark Batur berjarak 60 KM dari pusat Kota Denpasar membuat Museum ini memiliki ciri khas khusus tersendiri.

Gunung Batur sendiri merupakan sebuah Gunung dengan aktivitas vulkanik yang masih aktif yang berada di Kintamani, Bangli. Gunung Batur sendiri populer dikarenakan sering digunakan dengan berbagai aktivitas pariwisata seperti Hiking, Trakking, dan Camping. Gunung Batur sendiri telah meletus sebanyak 26 Kali, pada tanggal 21 September 1926 merupakan letusan terakhir dari Gunung Batur.

Pada saat memasuki lorong kedua, terdapat suatu tempat yang dimana anda akan disuguhkan dengan penjelasan infografis berupa animasi pendek mengenai terbentuknya galaksi dan Taman Bumi. Pada lorong kedua, terdapat juga pameran batuan vulkanis atau sering disebut juga dengan batuan beku ekstrusif yang dihasilkan oleh letusan Gunung Batur, seperti batuan obsidian, Andesit, Basalt, Batu Apung, dan lain sebagainya. Kondisi dari Batu yang terpajang rata — rata memiliki kualitas keawetan yang lama dan tidak mudah pudar, serta ketika anda mengunjungi dan melihat langsung batu — batuan yang dipajang. Anda akan melihat kondisi dari Batu tersebut terdapat kilap — kilapan cahaya dan itu merupakan bukti bahwa kualitas dari Batu tersebut masih terjaga dan Awet. Setelah melihat pameran batuan vulkanis, anda akan disuguhkan artikel infografis besar mengenai sejarah terbentuknya Pulau Bali dari tahap awal hingga hasil akhir yang bisa berlangsung lama hingga tetap terjaga dari segi bentuk dan tata rupa Pulau Bali sampai sekarang.

Di lantai kedua, anda akan menemukan penjelasan mengenai kehidupan masyarakat Bali di era Prasejarah. Kehidupan masyarakat Bali di era prasejarah dimulai pada masa berburu dan bercocok tanam yang rata — rata mereka menggunakan peralatan yang terbuat dari batu lalu seiring bertambahnya inovasi, mereka mulai menggunakan peralatan yang berbahan dasar dari besi dan logam, seperti Kapak Genggam, Kapak Perimbas. Masyarakat Bali zaman prasejarah juga menggunakan sarkofagus untuk mengubur mayat, Masyarakat Bali juga menggunakan Nekara sebagai alat upacara untuk menyembah arwah nenek moyang sebelum kepercayaan Hindu datang ke Bali. Lalu selanjutnya, anda akan melihat fosil tengkorak manusia Bali Kuno yang berjenis kelamin perempuan yang hidup disekitaran daerah Pacung, Tejakula, Buleleng. Fosil tersebut bernama “Perempuan Pacung” yang hidup disekitaran 2000 tahun yang lalu. Anda akan melihat infografis mengenai bagaimana siklus proses kerja Perempuan Pacung, seperti memasak, bertani, dsb. Fosil Perempuan Pacung ini ditemukan di sekitaran daerah Pacung, sehingga fosil tengkorak ini dinamakan ” Perempuan Pacung”

Fosil Perempuan Pacung ( Sumber : Pribadi, Ryan Valentino Ronald Tee )

Berbicara tentang Museum Geopark Batur ini, menurut saya Museum ini sangat memberikan kita gambaran yang jelas mengenai sejarah terbentuknya Pulau Bali dari awal sampai bertahan hingga sekarang, kehidupan kuno Masyarakat Bali, Hingga artefak — artefak bekas letusan Gunung Batur. Dalam ini kita bisa mengerti dan mempelajari langsung mengenai sejarah masa lalu sebelum terciptanya dunia ini beserta isinya sampai sekarang.

Leave a comment

Your email address will not be published.